Lembar tagihan akan terus datang dengan bunga yang membuat utang makin membengkak. Telepon dari bagian collection atau penagihan akan sering berdering di selular, telepon rumah dan kantor Anda. Bersiaplah dengan nada ketus (bahkan kadang kasar) dari para penagih yang bisa membuat Anda sakit hati. Kebanyakan orang memilih tidak mengangkat telepon atau mengatakan pada rekan dan orang di rumah bahwa Anda tidak ada di tempat. Begitu pula jika debt collector datang menagih ke rumah atau kantor.
Tapi meski begitu, penulis juga ingin berbagi cerita. Seorang teman yang bernasib sial karna kartu kreditnya nunggak mengalami hal yang persis ditulis oleh Erma di Kompas dot com. Teror dan ancaman. Makanya penulis jadi nek banget kalau ngedenger promosi kartu kredit. Kesannya maniiiiiissss banget! Kayak buah semangka yang merah matang. Tapi begitu kita nunggak maka intimidasi ala preman dan debt collector sangar akan kita hadapi. Bulan madu dengan bank usai sudah. Intinya mereka cuma mau untung besar. Murah hati? Jangan mimpi hari gini ada bank bersikap murah hati dengan posisi kita sebagai penunggak. Yang ada adalah teror atau bayar!! Hehehehe…. kayak menghadapi koboi aja ya?
Makanya ketika beberapa hari lalu penulis tiba-tiba dikontak oleh sales promosi kartu kredit sebuah bank, langsung kata “nggak!! nggak!! nggak!!” meluncur tegas. Dirayu gimana-gimana tetap aja mantra “nggak” keluar terus-terusan.
Namun begitu, ada beberapa tips dan info yang pembaca perlu ketahui. Informasi ini penulis dapat dari temen yang menunggak kartu kredit, pengacara kartu kredit, serta beberapa info dunia penunggakan kredit yang biasa terjadi di antara pengusaha. Jadi, untuk memastikan info-info ini, silahkan konfirmasi ke beberapa pihak yang mungkin berkompeten dengan masalah ini seperti pengacara kartu kredit atau orang dalam bank yang punya posisi lumayan dan bertanggungjawab diurusan kredit-kreditan.
Tips menghadapai tagihan bank adalah :
1. Tebalkan telinga dan jangan dimasukan hati. Intinya kita harus tenang. Jangan Panik. Dengarkan saja apa yang mereka sampaikan meski dengan ancaman mencabut nyawa sekalipun. Ini hanya gertak sambal. Kalau mau jawab, kasih aja jawaban standar seperti “baik”, “terima kasih”. Jangan coba-coba mendebat. Tidak ada gunanya. Biar saja mereka bicara terus ditelpon, toh mereka sendiri yang ngebayar pulsanya. Pokoknya, emosi jangan terpancing. Koooolllll aja. Ingat, tetap lah ramah. Semakin ramah, anda semakin menang secara mental.
2. Tidak ada penyitaan. Bank tidak memiliki hak untuk mengambil barang anda tanpa seijin anda karna dalam perjanjian kartu kredit tidakdikenal adanya agunan atau jaminan barang. Jika ini terjadi, laporkan saja ke polisi sebagai pencurian, penggelapan, dan perampokan. Karna si bank tahu aturan mainnya, jadi tidak mungkin muncul penyitaan barang anda.
3. Penawaran Solusi. Setelah pihak bank melakukan intimidasi, berikutnya mereka akan mengundang anda untuk datang membicarakan masalah kartu kredit. Di sini sikap bank mulai melunak dan membaik. Jangan takut. Siapkan saja diri anda untuk bernegosiasi. Berpikirlah bahwa posisi anda dengan bank sejajar. Anda tidak lebih rendah dari bank yang telah memberi kredit. Jadi, PD aja lagi. Bank gak akan berani ngapa-ngapain ke anda karna bank takut anda lari dan jelas bank berkepentingan uangnya balik sementara anda berkepentingan kredit menjadi lunas. Jadi, posisi anda dengan bank adalah 1:1. Dengarkan semua penawaran solusi. Kalau perlu, tanyakan lagi, “apakah masih ada solusi lain?”.
Sebaiknya anda tidak mengambil keputusan saat itu juga. Mintalah waktu untuk pikir-pikir. Berpikirlah dengan tenang di rumah dan mintalah nasehat ke lawyer (jika mampu).
Dalam keadaan seperti ini, posisi anda sebenarnya di atas angin. Bank membutuhkan uang anda, jadi anda bisa menawar solusi mereka dengan penawaran yang lebih menguntungkan anda.
Kabar baik akan menghampiri anda jika pihak bank sudah mulai mengeluarkan kata-kata “anda mampunya bayar berapa per bulan?”. Di sini, mulailah memainkan kartu truf dengan mengatakan “saya hanya mampu bayar cicilan per bulanya sekian (sesuai kemampuan anda, jadi pilih cicilan yang benar-benar tidak memberatkan anda)”.
Atau jika anda punya uang cukup untuk melunasi, mintalah diskon pembayaran kalau perlu hingga 60 persen dari total kewajiban bayar anda. Katakan, anda akan melunasi jika di diskon sekian persen. Dan… kuat-kuatlah ngotot…. ini kuncinya.
Di atas adalah tips ala kadarnya menghadapi tagihan bank. Semua ini tergantung kemampuan persuasif anda. Intinya, hutang memang tetap harus dibayar, tapi masalahnya adalah bagaimana cara pembayarannya dan bagaimana urusan bunga yang sering memberatkan itu bisa dikikis?
Menurut info seorang teman yang pernah berurusan dengan bank, sebenarnya bank yang kreditnya macet di sektor kartu kredit tidak mengalami kerugian apapun jika kita tidak membayar tagihan kartu kreditnya karna beban tagihan ini sudah diganti oleh sebuah perusahaan asuransi. Jadi, kalau tagihannya tidak terbayar sama sekali, bank tidak rugi karna sudah mendapatkan penggantian dari pihak asuransi.
Menurut pendapat penulis, info di atas kemungkinan benar. Tapi bisa juga bukan diganti oleh pihak asuransi, tapi bank telah menjual hak tagihnya ke pihak ketiga atau istilah hukumnya Cessie. Jadi, yang menagih bisa jadi bukan pihak bank langsung, tapi pihak ketiga yang telah membeli hak tagih dari bank. Nah, pihak inilah yang berkepentingan dengan duit kita.
Jadi, jangan cepat kegeeran kalau bank dengan muka manis durian menawarkan kartu kredit. Ukur diri sendiri. Jaman sekarang makan gengsi aja gak cukup.
Semoga info ini membantu.
0 komentar:
Posting Komentar